Jumat, 24 Februari 2012

5 Cara Agar Si Kecil Tak Terlalu Sering Nonton TV

Menonton televisi kini memang sudah jadi aktivitas yang sulit dilepaskan dalam kesehariaan. Tapi terlalu banyak televisi, terutama pada anak, juga tidak baik.

Menurut psikolog anak Vera Itabiliana, terlalu banyak menonton televisi bisa mempengaruhi daya konsentrasi anak. Menonton televisi lebih dari empat jam sehari juga cenderung membuat anak mengalami obesitas. Gara-gara televisi, anak juga bisa menjadi konsumtif.

Oleh karena itu, sebelum menjadi kebiasaan, sebaiknya sejak masih balita, anak jangan terlalu sering menonton televisi. Berikut lima cara membatasi balita Anda dari menonton televisi, seperti dikutip dari WebMD:

1. Libatkan Anak Saat Anda Beraktifitas

Memang cara ini akan sedikit merepotkan Anda. Tapi tidak ada salahnya diterapkan ketimbang menjadikan televisi sebagai babysitter anak. Ketika Anda membersihkan rumah, minta saja si kecil ikut membantu. Misalnya dia menyapu, sementara Anda membersihkan debu. Kalau Anda memasak, ajak juga dia. Anak bisa ikut menyiangi sayuran yang akan Anda masak, seperti bayam dan kacang panjang.

2. Hindari Iklan

Menurut American Academy of Pediatrics, setiap tahunnya anak-anak melihat 40 ribu iklan di televisi. Anak-anak yang berusia di bawah enam tahun masih belum paham perbedaan iklan dengan acara sesungguhnya. Sehingga sebaiknya anak tidak terlalu sering terpapar iklan. Sebaiknya pilih acara televisi yang iklannya sedikit. Kalau memang anak akan menonton televisi, putar saja film favoritnya di pemutar DVD.

3. Dampingi Anak

Sebaiknya jangan jadikan TV sebagai babysitter anak Anda. Usahakan selalu duduk bareng bersamanya ketika si kecil menonton televisi. Kalau memang acara televisi yang ditontonnya sudah habis, jangan biarkan anak mengganti channel dan mencari acara lainnya. Tapi katakan pada anak kalau sebaiknya Anda menyudahi menonton TV dan melakukan aktivitas lain.

4. Jelaskan Alasan Kenapa TV Dimatikan

Ketika Anda akan mematikan televisi, jelaskan padanya kenapa hal tersebut dilakukan. Jangan langsung matikan televisi tanpa terlebih dulu, anak tahu penyebabnya. "Katakan padanya, kalau hari ini sudah cukup banyak menonton acara televisi," jelas Donald Shifrin, ahli masalah kesehatan dan perkembangan anak dari University of Washington Schoolf of Medicine, di Seattle. Dia juga anggota dari American Academy of Pediatrics.

Donald pun menyarankan, sebaiknya sebelum mulai menonton televisi, Anda sudah menjelaskan berapa banyak acara yang boleh ditontonnya. Anda bisa membuat perjanjian dengannya sehingga anak tidak akan marah saat Anda mengatakan akan mematikan televisi.

5. Beri Contoh

Kalau Anda ingin anak tidak terlalu banyak menonton televisi, Anda pun harus memberikan contoh serupa. Sebaiknya Anda pun tidak menaruh televisi di kamar. Hindari menyalakan televisi begitu Anda memasuki rumah atau membiarkan benda tersebut tetap menyala ketika anak tidak menontonnya. Saat makan, sebaiknya televisi juga tidak dinyalakan.

Tips Mengajari Si Kecil Membaca

Belajar membaca merupakan salah satu tahapan penting dalam perkembangan anak. Namun tidak semua anak tertarik untuk melakukannya. Berikut beberapa cara agar anak memiliki keinginan belajar membaca, seperti dikutip dari She Knows:

1. Membaca dengan Interaktif

Idealnya, Anda telah membacakan untuk anak sejak mereka masih kanak-kanak. Sehingga saat anak sudah duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, mereka siap menjadi teman membaca Anda. Biarkan anak Anda memilih buku yang dia inginkan. Jangan terlalu mempermasalahkan, walaupun ia memilih buku yang sama setiap waktu. Coba tanyakan pada anak Anda mengapa ia memilih buku itu dan apa yang ia ingat tentang ceritanya?

Tunjukkan judul dan gambar yang terdapat pada sampul depannya. Bacalah judul dan penulisnya dengan keras agar anak bisa mengerti apa maksud dari kata-kata tersebut. Biarkan anak Anda mengubah halamannya saat Anda membaca. Ikuti teksnya dan jalankan jari Anda di bawah kata-kata yang Anda baca dengan keras.

Ketika Anda membaca untuk si kecil, tanyakan padanya apa yang terjadi di dalam cerita. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Berbicara tentang gambar-gambar yang ada di dalam buku, dan mintalah pada anak untuk menunjuk pada karakter atau benda-benda yang disebutkan di dalam cerita.

2. Berirama

Saat membaca dengan anak, bacalah dengan memberikan irama pada setiap katanya. Berhentilah di akhir baris dan biarkan anak Anda mengisi kata yang berirama untuk selanjutnya. Ini akan mendorong anak untuk mendengarkan dengan cermat dan membantunya mendengar suara yang berbeda pada awal kata: “jack and Jill went up the hill”, cobalah mengubah bunyi pertama dari setiap kata dengan suara yang berbeda. Atau misalnya, “twinkle, twinkle little star” menjadi “pinkle, pinkle pittle par”. Sebaiknya praktekkan cara ini dengan bacaan yang mudah.

3. Buku Alfabet

Cari buku alfabet yang sesuai dengan keinginan anak. Anda dapat mendapatkan buku alfabet dalam berbagai materi – binatang, makanan, mesin. Berikan dorongan pada anak untuk membuat sendiri buku alfabet mereka. Bantu anak Anda memotong gambar dari majalah dan menempelkannya pada lembar kosong, satu gambar untuk setiap huruf dalam alfabet.

Kenalkan huruf dengan suara pada anak Anda. Mainkan permainan yang mengeluarkan suara di rumah atau mobil. Misalnya Anda mengucapkan, "Ibu melihat sesuatu yang dimulai dengan be" (suara untuk huruf B). Ketika anak Anda sudah memahami permainannya, mulai padukan berbagai huruf mengenai benda tersebut. Contohnya, b-o-l-a, be-o-el-a. Cara ini dapat membangun keterampilan belajar untuk membaca, sehingga anak akan segera mencoba membuat bunyi apapun dari apa yang telah ia tulis.

4. Pakai Penanda

Coba tempelkan post it kecil pada benda sehari-hari, seperti pintu, tempat tidur, dinding, lampu, sehingga rumah Anda akan berubah menjadi sebuah buku gambar raksasa. Memang rumah akan jadi sedikit tidak indah dipandang, tapi demi perkembangan anak tentu hal tersebut tidak masalah dilakukan untuk beberapa waktu.

Dengan cara ini anak akan mulai untuk mempelajari setiap kata dengan langsung melihatnya. Mintalah anak untuk membantu Anda membuat post it tersebut. Tulis setiap kata dengan pensil atau pulpen. Kemudian, bawa anak ke tingkat selanjutnya dengan menunjukkan tanda-tanda di sepanjang jalan, nama toko, menu dan apapun dengan kata-kata.

5. Membaca Untuk Diri Sendiri

Jadilah teladan yang baik. Biarkan anak melihat Anda membaca novel, majalah, buku resep, koran dan lain-lainnya. Ajak anak untuk ikut duduk di samping Anda dengan buku gambarnya atau buku ceritanya sendiri.

6. Berikan Dorongan Untuk Membaca

Ketika anak Anda mulai untuk membaca, bahkan setelah ia menjadi seorang pembaca yang baik, biarkan dia memilih sendiri materi yang dia ingin baca. Biarkan dia membaca kotak sereal, katalog dan bahkan buku-buku yang lebih menantang untuknya. Bawa anak Anda ke perpustakaan dan berikan dia kebebasan.

Kamis, 23 Februari 2012

Tips Atasi Anak yang Suka Marah-marah

Kemarahan adalah emosi manusia yang terjadi secara alami dan dapat memicu kebencian terhadap seseorang dan suatu peristiwa. Hal ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak pun dapat mengalaminya. Masalah yang anak alami mungkin belum begitu berat, tapi sebagai orangtua, terkadang Anda juga dibuat bingung saat berhadapaan dengan amarah anak.

Sebenarnya amarah yang terjadi pada anak biasanya adalah konsekuensi dari kesalahpahaman, penuduhan yang salah dan perlakuan yang tidak adil atau hanya perasaan tidak nyaman.

Terlepas dari hal itu, 'amarah' juga bisa menjadi penyamaran emosi yang lain, karena sang anak tidak bisa mengekspresikan apa yang ia maksud. Ketika emosi telah memenuhi dirinya dan sampai pada titik puncak kesabarannya, maka anak menjadi mudah kesal atau marah. Berikut beberapa tips untuk mengatasi anak mudah marah, seperti dirangkum oleh The Parents Zone.

1. Mengajarkan anak untuk mengekspresikan emosinya
Tidak semua orang dapat belajar mengekspresikan emosi mereka sendiri. Sebagai orangtua itu adalah tugas Anda untuk membantu anak memahami pentingnya untuk mengekspresikan emosinya pada waktu tertentu. Untuk meyakinkan anak, bahwa Anda benar-benar mau membantunya, cobalah mengambil cuti untuk benar-benar mendengarkan apa yang terjadi pada mereka.

2. Amarah tidak menghilangkan amarah
Orangtua dan anak biasanya memiliki ikatan batin yang kuat, sehingga jika Anda sedang stres, anak-anak juga bisa merasakan hal serupa. Namun terkadang ada pula titik di mana Anda juga akan merasa kesal karena amarah anak. Tapi pada kenyataannya, mungkin kemarahan anak Anda sebenarnya adalah reaksi terhadap stres Anda sendiri dalam cara menghadapi mereka. Jadi cobalah untuk lebih santai dan tenang, karena secara otomatis anak-anak belajar pada apa yang mereka lihat dari orangtuanya.

3. Cuek bukan solusi
Mengakhiri pembahasan masalah yang belum selesai atau cuek pada kemarahan anak tidak akan membawa Anda ke suatu solusi. Terima dan hadapilah permasalahan tersebut, lalu atasi dengan benar. Ingat, bahwa bagi anak-anak semua hal adalah penting. Jadi atasi masalah mereka dengan cara yang sama. Duduklah bersama, dengarkan dengan penuh perhatian dan kemudian carilah solusinya bersama-sama.

4. Jangan dukung tindakan agresif
Amarah adalah hal yang normal. Justru yang bisa mengarah pada abnormal dan perubahan sikap adalah agresi yang mengikuti kemarahan tersebut. Walaupun mengekspresikan emosi itu perlu, namun bukan hal yang baik jika ia terlalu agresif dengan emosinya. Sampaikan pada anak Anda dengan sikap yang lembut, tetapi tetap tegas dan jika perlu buatlah batasan yang jelas untuk mengurangi sikap agresif tersebut.

3 Tipe Cara Belajar Anak

Dikutip dari Child Central, tipe belajar anak bisa dibedakan menjadi tiga, visual; audotiry dan kinestetik. Masing-masing tipe punya keunggulan juga kelemahan. Seperti apa? Berikut ini penjelasannya.

1. Visual
Tipe visual bisa menyerap pelajaran lebih baik dengan melihat. Mereka lebih suka melihat atau membaca terlebih dulu sebelum belajar hal-hal baru. Diperkirakan, sebanyak 80% pelajaran bisa dimengerti melalui penglihatannya. Membaca buku dan melihat gambar adalah cara belajar yang paling disukainya.

Tipe visual juga biasanya memilih duduk di kursi terdepan di sekolahnya, agar dia bisa melihat dengan jelas guru dan papan tulis. Mereka sangat bagus menuliskan ulang apa yang ada di papan tulis, tapi kadang suka terlewat instruksi yang diberikan secara oral (dikte-red).

Coba perhatikan tingkah laku anak Anda saat mengerjakan pekerjaan rumah. Jika si anak lebih mudah mengerti dengan membaca, tertarik pada gambar, diagram, tabel serta grafik; kemungkinan besar anak Anda punya tipe belajar visual. Maka untuk membantunya belajar di rumah, sediakan papan tulis serta gambar-gambar menarik sebagai komponen pendukung agar dia lebih mudah mengerti dan tertarik belajar.

2. Auditory
Anak dengan tipe belajar auditory, harus mendengarkan pelajaran mereka untuk memahaminya. Mereka lebih suka segala sesuatunya dijelaskan dengan perkataan. Tanyakan pada anak Anda, apakah dia lebih suka menyimak pelajaran dari papan tulis atau saat guru mendiktenya? Jika dia memilih yang kedua, maka si anak adalah tipe auditory.

Dilansir oleh eHow, tipe pendengar biasanya merekam informasi yang telah diucapkan. Beberapa dari mereka bahkan merasa lebih nyaman belajar jika disertai suara musik pelan. Mereka biasanya mengingat pelajaran dalam bentuk lagu favorit atau puisi. Keuntungan dari tipe ini, mereka tidak mudah bosan belajar, selama materinya disampaikan dengan cara audio.

Bila anak Anda termasuk tipe auditory, Anda bisa membekalinya dengan perangkat audio seperti MP3 player yang dilengkapi fitur audio recording. Sebelumnya, minta bantuan guru di sekolahnya untuk menyampaikan materi secara visual maupun audio dengan intensitas yang sama. Dengan begitu, anak dengan kemampuan belajar visual maupun auditory bisa sama-sama menyerap pelajaran dengan baik. Namun jika si anak tetap sulit menangkap pelajaran --karena sebagian besar sekolah reguler menerapkan metode pengajaran visual-- Anda bisa memasukkannya ke sekolah privat atau home schooling.

3. Kinestetik
Anak dengan kemampuan belajar kinestetik tidak bisa hanya duduk tenang dan menunggu informasi disampaikan. Mereka tertarik mencari sendiri hal-hal yang ingin mereka tahu tanpa harus selalu membaca buku panduan. Oleh karena itu, tipe ini cenderung tidak bisa diam dan kerap dianggap anak nakal karena kerap tidak bisa diam dan sulit mendengarkan penjelasan guru di sekolah.

Selain itu, tipe kinestetik sangat suka berjalan-jalan karena mereka melihat lingkungan sekitar dengan cara berbeda. Bagi mereka, bumi adalah sebuah taman bermain raksasa yang penuh dengan berbagai hal menarik yang ingin mereka ketahui dan jelajahi.

Tanyakan pada anak Anda, ketika mendengar kata 'kucing', apa yang langsung terlintas dalam pikirannya? Jika ia mengatakan; 'hewan dengan bulu-bulu halus', kemungkinan besar si anak adalah tipe kinestetik. Sentuhan dan rasa sangat penting baginya dan dia lebih tertarik pada pelajaran yang bersifat eksperimen dan study tour.

Ajari dia belajar dengan cara mencontohkan apa yang harus dia lakukan. Tipe kinestetik menangkap informasi baru dengan melihat apa yang dilakukan orang lain, lalu mencobanya sendiri. Gunakan balok-balok atau magnet bertuliskan huruf alfabet untuk ajarkan dia mengeja. Si anak akan mengingat huruf-huruf dengan menyentuh dan memindah-mindahkannya. Buat aktivitas belajar dalam beberapa sesi dengan waktu yang pendek, dan tawarkan istirahat sebentar di setiap akhir sesi agar tidak lelah.

TIPS MEMASUKKAN ANAK KE TK

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh orangtua saat memasukkan anaknya ke TK adalah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.Berorientasi pada Perkembangan Anak

Dalam melakukan kegiatan, guru memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.

2.Berorientasi pada Kebutuhan Anak

Kegiatan pembelajaran pada anak senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.

3.Bermain Sambil Belajar

Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di TK. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh para guru hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.

4.Stimulasi Terpadu

Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat.
Contohnya jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan aspek:

•Moral/agama : mengerti tata cara makan yang baik dan benar
•Sosial, emosional dan kedisiplinan : menolong diri sendiri
•Bahasa : mengenal kosakata tentang nama makanan dan peralatan makan
•Kognitif : mengerti manfaat makan
•Motorik : mulai belajar memegang sendok

5.Lingkungan Kondusif

Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain.
6.Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh para gurunya melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.

7. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar

Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan
sekitarnya.

8.Mengembangkan Kecakapan Hidup

Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.

9.Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar.

10.Pembelajaran bersifat demokratis

Proses pembelajaran di TK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, bertindak, berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab.
Demikian beberapa panduan yang dapat digunakan oleh para orangtua saat memutuskan untuk memasukkan anaknya ke Taman Kanak-Kanak. Semoga bermanfaat.

Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki anak

Hal penting yang harus dikuasai oleh guru TK agar dapat memahami kemampuan unik anak didiknya. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh anak yang mengalami perkembangan seusia TK adalah sebagai berikut:

1.Berkembang menjadi pribadi yang mandiri
2.Belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang
3.Belajar bergaul dengan anak lain
4.Mengembangkan pengendalian diri
5.Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat
6.Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing
7.Belajar menguasai keterampilan motorik halus dan kasar
8.Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikannya
9.Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami orang/anak lainnya
10.Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan

Kesepuluh kemampuan dasar itulah yang harus sudah ditanamkan pada anak usia TK. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai metode pengajaran atau pembelajaran agar apa yang direncanakan guru dapat membantu anak menguasai dasar kemampuan di atas. Metode atau cara yang digunakan dalam pembelajaran itu antara lain menggunakan:

1.Metode bermain anak TK
2.Metode karyawisata anak TK
3.Metode bercakap-cakap anak TK
4.Metode demonstrasi bagi anak TK
5.Metode Proyek bagi anak TK
6.Metode bercerita bagi anak TK
7.Metode pemberian tugas bagi anak TK

Ketujuh metode itu biasa digunakan dalam metode pengajaran di taman kanak-kanak. Guru TK yang harus sabar dan menyayangi anak-anak. Selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya, yaitu salam, senyum, sapa, syukur, dan sabar.

PEMBELAJARAN TERPADU

STRATEGI PEMBELAJARAN TERPADU

Rasional Strategi Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan mengintegrasikan kegiatan ke dalam semua bidang kurikulum atau bidang-bidang pengembangan yang meliputi pengembangan aspek kognitif, bahasa, fisik-motorik, social-emosi, estetika, social, moral, dan agama. Yang menjadi focus dalam pembelajaran terpadu adalah tema.
Pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut: dilakukan melalui kegiatan pengalaman langsung, sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan semua pemikirannya, menggunakan bermain sebagai wahana belajar, menghargai perbedaan individu, melibatkan orang tua atau keluarga anak untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Prinsp pembelajaran terpadu adalah:  berorientasi pada perkembangan anak, kegiatannya dikaitkan dnegan pengalaman nyata anak, bahan ajarnya dapat dieksplorasi oleh anak, mengintegrasikan isi dan proses belajar, melibatkan penemuan aktif, memadukan berbagai bidang pengembangan, kegiatan belajar bervariasi, memiliki potensi untuk dilaksanakan melalui proyek oleh anak, waktu fleksibel, melibatkan anggota keluarga anak, tema dapat diperluas, dan direvisi seusia dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan anak
Pembelajaran terpadumemiliki manfaat: (1) meningkatkan perkembangan konsep anak (2) memungkinkan anak untuk mengeksplorasi pengetahuan melalui berbagai kegiatan, (3) membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya, (4) dapat dilaksanakan pada jenjang program yang berbeda, untuk semua tingkat usia, dan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu menuntut guru untuk bekerja secara professional mulai tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap penilaian. Agar pembelajaran terpadu dapat mencapai tujuan yang diharapkan guru harus menempuh prosedur-prosedur sebagai berikut.
1.      Memilih tema
Memilih tema terpadu dapat bersumber dari: (a) minat anak, (b) peristiwa khusus (c) kejadian yang tidak diduga (d) materi yang dimandatkan oleh lembaga, (e) orang tua dan guru. Kriteria pemilihan tema adalah; (a) relevansi topic dengan anak, (b) pengalaman langsung, (c) keragaman dan keseimbangan dalam area kurikulum, (d) ketersediaan alat-alat, (e) potensi proyek
2.      Penjabaran tema
Tema yang sudah dipilih harus dijabarkan ke dalam sub tema dan konsep-konsep yang di dalamnya terkandung istilah, fakta dan prinsip, kemudian jabarkan kedalam, bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang lebih operasional.
3.      Perencanaan
Perencanaan harus dibuat secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui langkah-langkah apa yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar, waktu, pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-alat permainan yang diperlukan, dan penilaian yang akan dilakukan
4.      Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan lakukan dan kembangkanlah kegiatan belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Lakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan anak
5.      Penilaian
Penilaian dilakukan  pada pelaksanaan dan akhir kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melalui kegiatan pembelajaran terpadu

Penerapan Stratgei Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai salah satu pendekatan pembelajaran dapat diterapkan di lembaga pendidikan anak usia dini pada umumnya dan Taman Kanak-kanak pada khususnya. Penerapan strategi pembelajaran tersebut terutama harus didasarkan pada pertimbangan karakteristik-karakteristik anak dan tujuan pembelajaran.
Agar penerapan strategi pembelajaran terpadu berlangsung secara efektif maka harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagaimana telah dikemukakan dalam pembahasan konsep dasar strategi pembelajarn terpadu. Stratgei pembelajaran terpadu ditempuh melalui langkah-langkah : (1) memilih tema, (2) mengembangkan tema ke dalam sub tema dan konsep, (3) mengembagkan tema ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang operasional, (4) membuat perencanaan pembelajaran, (5) melaksanakan pembelajaran, (6) melaksanakan evaluasi.
Pemilihan tema dalam pembelajaran terpadu didasarkan pada minat anak tentang objek yang mereka lihat dalam pengalaman nyata sehari-hari. Tema seperti itu akan lebih menarik perhatian anak daripada tema-tema yang didasarkan atas kebutuhan guru atau lembaga yang belum tentu relevan  dengan minat dan perhatian anak. Pengembangan tema ke dalam sub tema serta pengemabangan tema ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan yang lebih operasional dapat dilakukan oleh guru dengan teman sejawat atau dengan cara melakukan percakapan informal dengan anak-anak yang akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Tema yang dipetakan dalam jaringan temaharus dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran secara tertulis agar guru dapat mengetahui langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksankaan secara sitematis. Perencanaan pembelajaran harus menggambarkan tujuan yang diharapakan diapai oleh anak, kegiatan belajar, pengorganisasian kelas, media dan sumber serta pengembangan alat evaluas. Pada tahap perencanaan juga harus dilakukan pengelompokkan anak berdasarkan minat mereka terhadap kegiatan belejar yang telah direncanakan.
Tahap pelaksanaan dikembangkan sesuai dengan rencana yan telah dirumuskan namun harus fleksibel. Pada tahap evaluasi pihak lembaga dapat melibatkan pihak orang tua untuk melihat hasil karya yang telah dibuat oleh anak. Evaluasi tidak hanya dilakukan pada akhir pembelajaran tetapi juga pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai oleh anak. 

Penerapan Pembelajaran melalui Bernyanyi

Prosedur Penerapan Pembelajaran melalui Bernyanyi

Pengalaman dalam bermusik dapat membantu mengembangkan kemampuan daya pikir dan bahasa anak serta dapat dijadikan sebagai pusat lingkungan belajar anak secara lebih menyeluruh. Dalam mengembnagkan prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui bernyanyi guru harus mempertimbangkan karakteristik anak sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih bermakna.
Terdapat tiga tahap dalam prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui bernyanyi, yaitu :
a.      Tahap perncanaan
b.      Tahap pelaksanaan
c.       Tahap penilaian

Penerapan Pembelajaran melalui Bernyanyi

Penerapan Strategi pembelajaran melalui bernyanyi mengacu pada prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu melalui tiga tahap sebagai berikut:
1.      Tahap Perencanaan
Pada tahap ini Anda mulai menentukan tujuan yang ingin dicapai, berupa tingkat pemahaman dan ketrampilan yang diharapkan dimiliki oleh anak ketika pembelajaran selesai. Selanjutnya Anda menentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Dilanjutkan dnegan menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh anak dlaam pembelajaran tersebut. Langkah terakhir adalah menetapkan alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
2.      Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini Anda harus menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui anak selama proses pembelajaran berlangsung. Tahapan kegiatan tersebut meliputi:
a.      Kegiatan awal
b.      Kegiatan tambahan
c.       Kegiatan pengembangan
3.      Tahap Penilaian
Pada tahap ini Anda menetapkan alat penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan. Penilaian mengacu pada daftar pertanyaan yang dilakukan melalui pengamatan dengan mengacu pada daftra pertanyaan yang telah disusun

Prosedur Penerapan Pembelajaran melalui Bercerita

Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih dahulu harus merancang kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara sistematis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:
  1. Menetapkan tujuan dan tema cerita.
  2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
  3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
  4. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita.
    1. mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
    2. mengatur tempat duduk;
    3. melaksanakan kegiatan pembukaan;
    4. mengembangkan cerita;
    5. menetapkan teknik bertutur;
    6. mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
  5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.

Penerapan Strategi Pembelajaran melalui Bercerita

Penerapan strategi pembelajaran melalui bercerita mengacu pada prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:
  1. Menetapkan tujuan dan tema cerita.
  2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
  3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
  4. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita:
    1. mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
    2. mengatur tempat duduk;
    3. melaksanakan kegiatan pembukaan;
    4. mengembangkan cerita;
    5. menetapkan teknik bertutur;
    6. mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
  5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh guru menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya. Guru memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk cerita yang dipilih, sepanjang bisa menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan alat yang dipergunakan dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada bentuk cerita yang dipilih sebelumnya.
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dilaksanakan penilaian dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk menumbuhkan pemahaman anak aka nisi cerita yang telah disampaikan.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERCERITA

Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman Kanak-kanak. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak haruslah memperhatikan hal-hal berikut:
  1. Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak TK.
  2. Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita
  3. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik.
Beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita dengan menggunakan jari-jari tangan.
Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih efektif. Selain itu tempat duduk pun harus diatur sedemikian rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang lebih efektif.

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bermain Anak

Rancangan kegiatan bermain meliputi penentuan tujuan dan tema kegiatan bermain; macam kegiatan bermain; tempat dan ruang bermain; bahan dan peralatan bermain; dan urutan langkah bermain.
Tujuan kegiatan bermain bagi anak usia TK adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkembangan anak usia TK, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi atau sosial. Kegiatan bermain akan memberikan hasil yang optimal apabila kegiatan itu dirancang dengan saksama dan tidak secara kebetulan. Tema yang akan dipilih dapat mengacu pada 20 tema yang terdapat dalam PKB TK 1994.
Menentukan jenis kegiatan bermain yang akan dipilih sangat tergantung kepada tujuan dan tema yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan jenis kegiatan bermain diikuti dengan jumlah peserta kegiatan bermain. Selanjutnya ditentukan tempat dan ruang bermain yang akan digunakan, apakah di dalam atau di luar ruangan kelas, hal itu sepenuhnya tergantung pada jenis permainan yang dipilih.
Sebelum melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Langkah berikutnya adalah menentukan urutan langkah bermain yang disertai dengan penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta permainan. 

Penerapan Pembelajaran melalui Bermain

Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
  1. Kegiatan prabermain
  2. Kegiatan bermain
  3. Kegiatan penutup
Pada kegiatan prabermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
  1. Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain
  2. Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai dengan akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain sangat tergantung pada jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti permainan.

Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain. Pada kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang sepatutnya dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan masalah dan sebagainya.
Evaluasi atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan kegiatan bermain yang telah ditetapkan sebelumnya